Makalah Manajemen Kurikulum

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN KURIKULUM

Kampus Karangmalang

Arranged by :

Al-Fatah Fathony                     (10315244004)

Devita Antikasari                     (10315244020)

Anggita Darmastuti                   (10315244023)

STUDY PROGRAM OF NATURAL SCIENCE EDUCATION

MATHEMATICS AND SCIENCE FACULTY

YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY

2012

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.

Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang.  Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.

Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar kurikulum, pengorganisasian kurikulum, tatalaksana kurikulum, dan pengembangan kurikulum.

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

A.       KONSEP DASAR KURIKULUM

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1.         Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2.         Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3.         Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.

4.         Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

 B.       PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertntu, yang dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni:

  1. Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau tim pengembang kurikulum
  2. Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.
  3. Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum, yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

Dalam setiap jenis organisasi kurikulum diatas, terdapat susunan
kepengurusan yang telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi berikut dengan tugas-tugas pekerjaannya sekaligus. Sedangkan bentuk-bentuk kurikulum, akan disusun menurut pola organisasi kurikulum yang dilengkapi struktur, urutan kegiatan pembelajaran dan ruang lingkup materi tertentu. Dan secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:

  • Kurikulum Mata Ajaran.

Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah. Adalah  kurikulum yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

  1. Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain.
  2. Setiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotak
    tersendiri dan disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu tertentu.
  3. Kurikulum ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan.
  4. Tidak didasarkan atas kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang menyangkut diri siswa.
  5. Tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan masyarakat.
  6. Pendekatan metodologi sistem penuangan.
  7. Pelaksanaan dengan sistem guru mata pelajaran.
  8. Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum
  9. Kurikulum yang berkorelasi dengan mata pelajaran.

Mata pelajaran-mata pelajaran itu disusun dalam pola korelasi agar lebih mudah dipenuhi oleh siswa. Bentuk korelasi terdiri atas dua jenis, yaitu:

  1. Korelasi informal, dimana seorang guru mata pelajaran meminta agar guru mata pelajaran lainnya mengkorelasikan pelajaran yang akan digunakannya dengan bahan yang akan diberikannya dengan bahan yang telah diberikan oleh guru yang sebelumnya.
  2. Korelasi formal, bahwasanya beberapa orang guru merencanakan bersama-sama untuk  mengkorelasikan mata pelajaran yang akan menjadi tanggung jawab masing-masing guru.

Ciri-ciri kurikulum ini adalah sebagai berukut:

1)        Mata pelajaran dikorelasikan satu sama lain.

2)        Mulai adanya usaha untuk merelevankan pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari meskipun tujuannya masih tetap untuk penguasaan pengetahuan.

3)        Kurikulum ini telah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa walaupun pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas.

4)        Metode pencapaiannya adalah dengan menggunakan metode korelasi meskipun masih banyak kendala dan hambatan yang dihadapi.

5)        Meskipun guru masih memegang peran aktif, aktivitas siswa juga mulai dikembangkan.

  • Kurikulum bidang studi

Ciri-ciri umum yang terdapat dalam kurikulum bidang studi antara lain:

  1. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran yang di dalamnya terdapat perpaduan sejumlah mata pelajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.
  2. Pelajaran bertitik tolak dari core subject, dari sana kemudian dijabarkan menjadi sejumlah pokok bahasan.
  3. Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah direncanakan sebelumnya.
  4. Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
  5. Guru berperan selaku guru bidang studi.
  6. Minat, masalah, dan kebutuhan siswa serta kebutuhan masyarakat masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kurikulum.
  7. Kurikulum berintegrasi/terpadu

Ciri-ciri umum bentuk kurikulum ini adalah:

  1. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.
  2. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismik.
  3. Berdasarkan landasan sosiologi dan sosial-kultural.
  4. Berdasarkan kebutuhan dan tingkat perkembangan dan pertumbuhan siswa.
  5. Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.
  6. Sistem penyampaiannya dengan menggunakan system pengajaran unit.
  7. Peran guru sama aktifnya dengan murid.
  8. Core curriculum (kurikulum inti).

Yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa.Ciri-ciri core curriculum:

  1. Inti pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan semua siswa.
  2. Inti program berkenaan dengan pendidikan umum (general education) untuk memperoleh bermacam-macam hasil (tujuan pendidikan).
  3. Kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman inti disusun dan diajarkan dalam bentuk kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah.
  4. Inti program diseleenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

C.       KETATALAKSANAAN KURIKULUM

Tatalaksana kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting di antara kegiatan-kegiatan administratif lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksanan yang baik, tepat, dan cermat akan mampu membuahkan hasil pendidikan yang baik pula.

Memahami dan mengenal berbagai aspek administrasi pendidikan di sekolah memang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap guru, karena di samping tugas pokoknya sebagai pendidik, guru berfungsi pula sebagai administrator yang menyangkut ketatalaksanaan kurikulum.

  • Organisasi Kurikulum

Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula.(Prof. Dr. Nasution, hal. 80 dalam B. Suryosubroto (1990), hal 1)

Macam-macam pola pengorganisasian kurikulum :

A. Separated Subject Curicullum

Organisasi kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain. Beberapa hal positif:

1)    Bahan pelajaran disajikan sistematis dan logis

2)    Organisasi kurikulum sederhana

3)    Penilaian lebih mudah

4)    Memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran

5)    Persiapan masuk perguruan tinggi

B.  Corellated Curicullum

Organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan (bersangkut paut) walaupun batas-batas masih dipertahankan. Beberapa kebaikan corellated curicullum :

1)   Pengetahuan murid menjadi lebih integral, tidak terlepas-lepas.

2)   Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah.

3)   Memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut.

4)    Diutamakan pengertian dan prinsip, bukan pengetahuan akan fakta.

C.   Integrated Curicullum

Organisasi kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.

Beberapa manfaat integrated curicullum :

1)   Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertali erat.

2)   Murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.

3)   Memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat.

4)   Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang berpikir sendiri atau bekerjasama dengan kelompok

5)   Mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.

  • Struktur Program Kurikulum dan Implikasinya dalam Kegiatan Administratif

Pada kurikulum 1975 kita jumpai bahwa kurikulum pada garis besarnya terperinci dalam beberapa program pendidikan.

1. Program Pendidikan Umum

Adalah program yang diberikan kepada semua siswa dan mencakup Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.

2. Program Pendidikan Akademis

Adalah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.

3. Program Pendidikan Ketrampilan

Adalah program pendidikan yang dapat di[ilih siswa dan ada juga yang bersifat terikat.

Menurut kurikulum 1984 yang mulai diberlakukan di SMA, Struktur Program Kurikulum meliputi:

  1. Program Inti
  2. Program Pilihan

Kegiatan administrasi kurikulum dititikberatkan pada usaha pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting di sini meliputi :

  • Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru

Kegiatannya meliputi

1)    Pembagian tugas mengajar

Pada sekolah dasar misal pembagian tugas untuk bertanggungjawab mengajar satu kelas tertentu. Sedangkan pada sekolah lanjutan yaitu tentang penempatan guru pada kelas tertentu.

2)   Pembagian tugas dalam membina ekstrakurikuler

Agar kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, UKS, koperasi, dan sebagainya dapat berjalan lancarperlu diadakan pembagian tugas di antara para guru tersebut.

3)    Koordinasi persiapan mengajar

Setiap guru wajib menyusun satuan-satuan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya (persiapan mengajar) dan perlu dikoordinir oleh kepala sekolah.

  • Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar

Kegiatan ini meliputi :

1)         Penyusunan jadwal pelajaran

2)         Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu

3)         Pengisian daftar kemajuan murid

4)         Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar

5)         Laporan hasil evaluasi

6)         Kegiatan bimbingan penyuluhan

  • Menyusun Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah pengaturan waktu dan atau penjadwalan kegiatan di sekolah baik kurikuler maupun ekstrakurikuler serta kegiatan penunjang lainnya selama satu tahun ajaran, dengan maksud agar tercapai penggunaan waktu sekolah secara optimal dalam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan nasional.

  • Menyusun Satuan Pelajaran

Satuan pelajaran merupakan unit terkecil program pengajaran yang disiapkan oleh guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Akhir-akhir ini dalam usaha pengembangan lebih lanjut dari para pemikir pendidikan, maka proses belajar mengajar di kelas disarankan (harus) lebih mengaktifkan siswa, bukan lagi fihak guru yang aktif menyampaikan materi pelajaran. Pola belajar demikian kemudian disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) mengakibatkan persiapan guru dalam program belajar mengalami sedikit perubahan. Dengan demikian, penyusunan satuan pelajaran dapat dikatakan seperti penyusunan rencana kegiatan pembelajaran (RPP). Sebagai contoh dalam satuan pelajaran dengan pola PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) terdapat langkah-langkah pokok seperti perumusan tujuan, mengembangkan alat evaluasi, menetapkan kegiatan belajar-mengajar, merencanakan program kegiatan,dll.

  • Melaksanakan Sistem Kredit Sekolah

Penerapan sistem kredit dimaksudkan ntuk meningkatkan tepoat guna, daya guna, dan hasil guna pendidikan, yang sekaligus dikaitkan pula dengan sistem penilaian siswa. Yang dimaksud dengan “kredit” adalah ukuran satuan beban belajar siswa yang ditentukan oleh jumlah jam pelajaran tatap muka dan pekerjaan rumah per-minggu per semester.

  • Menyelenggarakan Evaluasi Hasil Belajar

Penyelenggaraan evaluasi (penilaian) hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas-kegiatan dari tatalaksana kurikulum. Evaluasi berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang sejauh mana tujuan instruksional (pengajaran) telah tercapai sehingga guru dengan demikian mengetahui apakah guru masih harus memperbaiki lagi langkah yang ia tempuh dalam kegiatan mengajar.

Bagi siswa hasil evaluasi akan menunjukkan kepada mereka betapa keberhasilan mereka dalam kegiatan belajar yang pernah mereka lakukan.

Macam-macam evaluasi hasil belajar di sekolah meliputi :

1. Tes formatif

Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan kepada siswa setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari.

2. Tes sub formatif

Yaitu tes yang diberikan kepada siswa dengan bahan atau materi meliputi beberapa pokok nahasan yang sejenis.

3. Tes sumatif

Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan belajar-mengajar berlangsung dalam satuan waktu tertentu.

4. Evaluasi belajar tahap akhir

Merupakan usaha penilaian yang terakhir dilakukan untuk mengungkap hasil belajar siswa secara keseluruhan selama ia belajar di sekolah tersebut.

5. Menyusun Laporan Pendidikan

Dalam kegiatan profesionalnya sehari-hari, kepala sekolah dan guru dihadapkan kepada hal-hal yang perlu dikomunikasikan. Komunikasi tersebut diperlukan dalam menjalankan semua peranan di sekolah sebagai pengajar, penatalaksana atau administrator, dan sebagai pembimbing.banyak pihak seperti kepala sekolah, murid, orang tua, dan rekan sekerja sangat memerlukan keterangan yang relevan dari guru. Kebutuhan pihak-pihak tersebut akan keterangan, penjelasan, atau informasi pada umumnya bersifat terus menerus dan berkelanjutan. Untuk kebutuhan inilah kepala sekolah dan guru seperti juga tenaga kependidikan lainnya diharapkan untuk selalu membuat laporan tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya

 D.       PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan disekitar yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat mengikuti perkembangan dunia seperti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak memberi manfaat relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus ikut dikembangkan sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Cara mengembangkan pendidikan adalah dengan pengembangan kurikulum. Pengembanagn kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik, 2007 : 183) Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oermar hamalik, pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum haruslah sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan.

Pengembagan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan pendidikan pada setian jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pengembangan Kurikulum harus mampu mengantisispasi segala persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. (Oemar Hamalik, 2006 : 90).

Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan dalam proses pengembangannya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum tersebut adalah :

1.   Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional.

2.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangakan dengan pendekatan kemampuan.

3.   Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

4.   Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan

5.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdisversikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat pesererta didik

6.   Kurikulum dikembangakan dengan memperhatikan tuntutan pemanbangunan daerah maupun nasional, serta mempertimbangkan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

7.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.

8.   Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, ketrampilan belajar, kewirausahaan, ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, polahidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.

Pengembangan kurikulum dapat dilakukan mulai dari tingkat kelas sampai ketingkat nasional seperti kondisi sebagai berikut :

  1. Pengembangan kurikulum oleh guru kelas
  2. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah
  3. Pengembangan kurikulum melalui pusat guru
  4. Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah
  5. Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional

Seorang guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kelasnya asalkan kurikulum tersebut relevan dan konsisten terhadap program sekolah secara keseluruhan. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah lebih menguntungkan karena banyak terjadi pertukaran pengalaman, ide, dan gagasan walau lebih menguntungkan jika pengembangan kurikulum dilakukan secara nasional karena akan lebih banyak melibatkan guru-guru ahli yang memberikan ide ataupun informasi sehingga gagasan pengembangan menjadi semakin mantap. Jadi pendekatan nasional dalam pengembangan kurikulum dinilai lebih rasional dan mengikuti proses yang diharapkan pada pengembangan kurikulum.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum :

1.   Pendidikan Tinggi

Kurikulum minimal mendapatkan dua pengaruh dari pendidikan di perguruan tinggi, yaitu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi dan pendidikan guru yang umumnya dilaksanakan diperguruan tinggi. Sehingga akan mempengaruhi kompentensi guru yang dihasilkan.

2.  Masyarakat

Pendidikan adalah bagian dari masyarakat, pendidikan dilaksanakan untuk menyiapakan peserta didik dalam bermasyarakat. Setelah selesai menempuh pendidikan formal maupun belum selesai menempung pendidikan formal, peserta didik akan kembali ke masyarakat. Dalam proses ini pendidikan harus bisa menjaga agar peserta didik tetap baik dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, kondisi atau lingkungan masyarakat akan sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum yang dilakukan.

3.   Sistem nilai

Dalam pendidikan tidak akan lepas dengan sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus bisa menjaga agar sistem tersebut tidak semakin luntur dikalangan peserta didik maupun pendidik. Nilai dan norma yang ada juga mempengaruhi perkembangan kurikulum. Karena kurikulum hendaknya mencerminkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang kemudian dintegrasikan dalam sebuah kurikulum.

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Kurikulum adalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
  2. Konsep dasar kurikulum adalah kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori, yaitu teori kurikulum. Konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

a.         Kurikulum sebagai suatu ide;

b.        Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;

c.         Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;

d.        Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

  1. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pola-pola pengorganisasian kurikulum diantaranya: Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, Integrated Curriculum.
  2. Ketatalaksanaan kurikulum merupakan pelaksanaan interaksi belajar mengajar, yang dapat terbagi menjadi tiga tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan penutupan.
  3. Pengembangan kurikulum adalah proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tuntutan masa sekarang maupun yang akan datang. Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh faktor pendidikan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai.

 

 

 

Daftar Pustaka

Sukirman, Hartati dkk. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

1 Komentar (+add yours?)

  1. m.tang
    Nov 28, 2014 @ 12:53:23

    ok, terima kasih mas pengembangan kurikulumnya

    Balas

Tinggalkan komentar